Jumat, 05 Maret 2010

Mentok 40 Km/Jam

Salah satu pemilik Suzuki Spin 125 asal Sudimara, Pinang, Tangerang bingung. Kecepatan skubeknya hanya mentok 40 km/jam. Untuk akselerasi sih cukup lumayan. Artinya mirip motor normal, namun begitu mencapai angka 40 km/jam langsung stagnan. Tidak mau nambah.

Geber mentok 40 km/jam mana tahaaannnn.... Kapan sampainya, Bro? Akhirnya pemilik yang asli Madura itu mendatangi bengkel franchise khusus matik Kawahara cabang Tangerang. Di sana ketemu Arif Ma’rifat dan diskusi sebentar.


Dari hasil diskusi taunya pemilik Spin 125 ini belum lama ganti oli. Namun tidak servis rutin. Juga motor dipakai setiap hari. Namun kondisi mesin masih bagus. Seperti asap knalpot masih bersih dan kompresi masih padat.

Menurut Arif, kejadian seperti ini tidak hanya di Spin. Banyak juga terjadi di skubek lain. Terutama di matik baru yang sudah menggunakan filter basah. Itu lho filter kertas yang dari pabriknya sudah mengandung oli. Lalu apa saja yang bikin skubek tidak mau lari? Berikut penjelasan Arif.

FILTER UDARA KOTOR

Filter alias penyaring udara sangat vital. Bila lama dipakai akan tersumbat kotoran. Meski disemprot angin kompresor, tetap saja partikel kecil sudah kelewat merekat kuat di pori-pori filter. “Meski dibersihkan hanya sebentar berfungsi baik. Nantinya mampet lagi,” jelas Arif.

Ujung-ujungnya udara yang masuk ruang bakar terhambat dan hanya sedikit. Bensin yang terisap udara juga sedikit. Makanya motor tidak mau diajak berlari cepat. Dan pastinya juga bakal jadi lebih boros Makanya dianjurkan Arif, ganti setiap 15.000 km.

KARET VAKUM KARBU KERAS

Ini dia biang kerok kecepatan skubek mentok 40 km/jam. “Kelamaan dipakai, karet vakum karbu jadi keras dan skep tidak bisa terangkat maksimal,” jelas Arif yang berambut cepak itu.

Solusinya tentu harus ganti. Katanya karet karbu khusus Spin 125 yang asli paling mahal Rp 30 ribu. Dipastikan motor akan kembali berlari.

Arif juga mewanti agar tetap awet. “Jika bongkar karbu, jangan masukan karet vakum ke dalam bensin. Bikin keras dan getas,” jelas mekanik yang bermarkas di dekat Pasar Bengkok, Tangerang.

ROLLER PEANG

Roller peyang pasti dialami semua tipe skubek yang menggunakan sistem CVT. Bentuk itu bikin kerja transmisi tidak maksimal dan menimbulkan suara berisik.

Menurut Arif, bagusnya CVT diservis setiap 8.000 km. Sekalian roller dicek untuk memastikannya. “Jika sudah peyang, beratnya berkurang. Akhirnya tidak maksimal menekan puli depan. Dan tak kuat menakan belt. Kalau sudah begitu, kecepatan motor jadi ngedrop,” jelas mekanik ramah dan bersedia diajak diskusi lebih lanjut soal skubek di bengkelnya.

# sumber: Motorplus

Read More..

Pakai Per Tiger


Setelah sekian lama dipakai, sokbreker depan Bajaj Pulsar 180 mulai terasa lemah. Tak ayal, peredam kejut tunggangan andalan pabrikan India itu mulai limbung. Serta kerap timbul suara ‘duk’ ketika diajak melibas gundukan atau jalan berlubang.


“Biasanya jarak ulir per sok mulai rapat atau panjangnya mulai berkurang dari batas ukuran. Sehingga kerja pegas mulai rapat tak maksimal meredam tekanan atau rebound saat roda berada di jalur nggak rata,” jelas Nursaid alias Said, mekanik MJ Motor yang spesialis tangani semua varian produk Bajaj.

Lanjut Said, untuk menyiasatinya mudah. Tahap pertama, pemilik Pulsar 180 disarankan untuk mengganti pegas standar yang dijual seharga Rp 19 ribuan per tabung. Apalagi penggatian pegas tidak harus disertai pengatian oli sok jika kondisinya masih bagus (gbr. 1).

Cuma kalau performa sok depan mau lebih sip lagi dari biasanya, juga berumur lebih panjang, Said memberi petunjuk atau solusi paten. Katanya agar mengganti pegas asli dengan produk milik Honda Tiger yang terkenal lebih panjang sekitar 4 cm dari ukuran asli.

“Selain tinggi, jarak ulirnya juga lebih renggang. Sehingga risiko terjadi bunyi ‘duk’ di dalam tabung dapat diminimalisasi. Bahkan performa sok saat jalan di trek nggak rata atau melaju di tikungan pun makin lebih stabil,” aku Said.

Hanya saja untuk menerapkan pegas Honda Tiger ke tabung sok Bajaj Pulsar 180 tetap perlu penyesuaian. Mengingat dimensi pegas kedua tunggangan ini berbeda, sehingga perlu ada komponen yang mesti dilepas atau dikurangi agar posisi pegas pengganti tepat saat dipasang kembali.

“Nggak terlalu repot sih. Cuma ada satu komponen yang dilepas, tanpa ada yang dicustom apalagi sampai harus merusak tatanan tabung sok atau pipa teleskopik. Sebab yang dilepas hanya pegas keduanya yang lebih pendek,” aku Said yang praktik di Jl. Sultan Iskandar Muda, No. 8, Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan itu.

Setelah pegas pendek dicopot, silakan masukkan pegas Tiger yang seharga Rp 24 ribu ke dalam tabung (gbr. 2). Lanjut tempatkan bushing ring di atasnya sebelum ditutup oleh baut penahan per di atas pipa teleskopik.

Beres bin kelar dah!

Penulis/Foto : Kris/Adib

Read More..

Yuk Lubangi Mangkuk Kopling

Pengguna Suzuki Skywave 125 mengalami masalah dengan mangkuk kopling. Setidaknya itulah yang dialami beberapa orang anggota SOC alias Skywave Owners Club. Setelah ditelaah taunya mereka menemukan solusi yang tergolong simpel dan mudah. Hampir setiap orang pasti bisa melakukan itu jika mempunyai alat bor.


"Memang setelah riset, bagian dinding mangkuk kopling perlu dilubangi," kata Herryadhi Noviantho, anggota SOC yang menjadi pelopor trik ini. Jumlah lubang yang disarankannya sebanyak 8 lubang (gbr.1).

"Tapi, ada juga teman yang membuat sebanyak 12 lubang, hasilnya sama saja," tambah pria yang punya nomor urut 107 di klubnya itu. Hernov, panggilan akrabnya menyakini lubang itulah yang membuat putaran jadi lebih stabil dan tidak ada getaran lagi. Jadi, mau 8 atau 12 bolongan sah-sah saja.

Untuk membuat lubangnya cukup menggunakan mata bor ukuran 4 mm (gbr. 2). "Jangan terlalu besar, takutnya malah menjadi rusak nantinya," tambah ayah dua anak ini.

Mengenai jarak antar lubang, doi hanya berpesan supaya tidak terlalu rapat. "Bisa diusahakan untuk jaraknya itu rata di dinding mangkuk tadi," tambahnya.

"Bisa menggunakan mangkuk aslinya atau beli lagi jika sayang dengan orisinalnya," ungkap Hernov lagi. Dia menambahkan bahwa harga mangkuknya saja sekitar Rp 80 ribuan. Artinya enggak terlalu mahal kan jika ingin punya stok.

Setelah melubangi ini ada juga keuntungan lanjutannya. Pertama suhu di kopling lebih adem. "Jadi, enggak ada lagi masalah kampas kopling terbakar atau kepanasan," ungkap warga Kebun Jeruk, Jakarta Barat ini. Memang menurutnya sebelum ini juga ada beberapa anggota klub yang mengeluhkan kampas koplingnya hangus.

Keuntungan lainnya adalah dari segi kebersihan bagian dalam mangkuk. "Lubang tadi bisa menjadi jalur keluar kotoran atau ampas dari pelat kopling, sehingga bagian dalam jadi lebih bersih," cuap pria yang berkantor di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan ini.

Jadi, dengan melakukan satu tips tapi bisa memberikan banyak manfaat. Skubek bebas getar dan pastinya kopling juga menjadi lebih awet karena sudah tidak kepanasan lagi.

#sumber : motorplus

Read More..

Atasi Tangki Rembes Air

Masalah air yang merembes ke dalam tangki kerap dialami pemilik Yamaha Scorpio. Kondisi ini selain bikin karat di dalam tangki, juga jadi penyebab utama sulitnya motor dihidupkan.

Memang kalau diperhatikan tidak ada tanda jalan air yang menyebabkan tangki bisa masuk air. "Biasanya ketika hujan atau mencuci, air merembes ke dalam tangki lewat sela di tutup tangki. Utamanya untuk usia pakai motor di atas 2 tahun," ujar Erik Arianto dari bengkel Pit Bike di Meruya, Jakarta Barat yang kerap menangani masalah ini.


Lantaran kerap dibuka tutup saat mengisi bahan bakar, secara tidak sadar kelamaan kerja per yang menekan tutup tangki jadi lemah. "Solusinya per di dalam tutup tangki yang bertugas menekan karet harus dibuat ideal seperti baru," lanjut mekanik bertubuh gempal ini.

Menurut Erik, enggak usah ganti per bagian dalam tangki, cukup pegas tadi direnggangkan. Per jadi lebih kuat saat menekan karet. "Caranya mudah kok, bisa bongkar sendiri di rumah," saran Pria yang juga aktif di komunitas Scorpio ini.




Mula-mula lepas terlebih dulu tutup tangki dari tangki. Kemudian perhatikan bagian bawah tutup wadah bensin itu. Ada dua buah baut yang bisa dibuka menggunakan obeng kembang. "Oh ya hati-hati membukanya, karena di dalam bagian ini ada pengunci, ring dan per yang mudah tercerai atau mental," ucapnya.

Setelah bagian pengunci diangkat, giliran melepas rumah ring yang menempel dengan karet penutup tangki. Di bagian bawah karet ini ada empat buah per yang harus direnggangkan. "Satu per satu per diambil lantas dengan bantuan tang diatur jarak renggang sewajarnya," lanjut Erik.

Bagian tutup tangki yang tadi diurai bisa langsung dirakit ulang kembali. Caranya, kebalikan dari proses membongkarnya. Jangan lupa sebelum dirakit kembali, bersihkan seluruh bagian tutup tangki dengan cairan penetran untuk menghilangkan debu dan kotoran.

#sumber : motorplus

Read More..

Deteksi Jika Masih Bagel!

masalah dengan rem? Terutama, rem disc alias cakram. Misalnya, rem tidak berfungsi sempurna ketika dibutuhkan. Ketika tuas rem ditarik, eh malah keras dan enggak mau ngerem atawa bagel. Solusinya, cek seluruh perangkat rem. Mulai dari master rem hingga kaliper!

“Untuk lebih mudahnya, cek kondisi master rem dulu. Tapi jika kondisi part itu masih bagus, baru cek kaliper rem,” ujar Turmono, mekanik Kardi Mulia Motor di Jl. Wr Supratman, Kp. Utan, Ciputat, Tangerang, Banten.


Dari kaliper atau biasa dikenal kepala babi ini, beberapa part yang bisa dicek. Pertama, piston penekan kampas rem. Pastikan agar kondisi part ini sempurna. Karena, fungsinya yang cukup vital. "Biasanya keausan piston kaliper tergolong tahunan. Tidak seperti part fast moving,” bilang pria akrab disapa Toto ini.

Begitunya keausan yang dialami piston, biasanya karat atau baret. Karat bisa tercipta dari kondisi minyak rem yang kotor. Parahnya jika kondisi minyak rem sudah kotor tapi tidak dikuras secepatnya bisa meyebabkan baret pada piston. Nah, karena berkarat, maka kemampuan minyak rem mendorong piston buat menekan kampas rem jadi tertahan. Ini yang bikin ngebagel.

Solusinya, sobat musti bersihkan karat atau baret kecil di piston itu. Caranya mudah kok. Bukan, bukan beli baru lho! Sebab part ini gak dijual bebas di pasaran tuh. Tapi, sobat cukup bersih kan pakai ampelas. “Gunakan ampelas halus nomor 1.000 atau 1.500. Menggosoknya juga enggak perlu ditekan. Cukup diosok secara halus,” wanti Toto yang berambut gondrong.

Part kedua di kaliper yang musti dicek adalah o-ring piston itu sendiri. Pastikan kondisi part yang berfungsi sebagai seal atawa sil ini masih layak digunakan. Sebab jika tidak, bukan hanya berpotensi ngebagel aja. Tapi bisa bikin rem blong!

Sebab jika sil ini aus, maka minyak bakal menyusup keluar dari celah sil dan piston. Kalau keluar langsung terbuang mungkin enggak apa tuh. Parahnya kalau minyak bocor dan membasahi kampas rem itu sendiri. Maka antara kampas rem dengan piringan rem akan tercipta lapisan yang licin. Sobat tarik tuas rem, motor kagak mau berhenti .

Berbeda dengan piston kaliper yang tidak dijual bebas. Kalau karet o-ring, masih bisa ditemukan dengan mudah di pasaran. "Soal harga, dijual sekitar Rp 10 ribuan,” aku mekanik asal Cilacap, Jawa Tengah ini.

Ayo cek dan bersihkan!

Sumber : motorplus

Read More..